
Last Updated on November 13, 2025 by STC-XZW
Da Jia Xue Dao Hao,
Salam Tao…
Kita hidup di zaman yang paradoks. Kita meromantisasi “jodoh” lebih dari sebelumnya, namun berita tentang angka perceraian yang meroket juga menjadi santapan harian. Bagaimana mungkin kita begitu mendambakan “belahan jiwa”, namun begitu mudah menyerah saat hubungan itu diuji?
Jawabannya terletak pada kesalahpahaman fatal: Kita mengira cinta adalah sesuatu yang ditemukan (takdir), padahal cinta sejati adalah sesuatu yang diciptakan (usaha).
Filsafat China dan Taoisme menampar kita dengan kenyataan: Jodoh, atau Yuánfèn (緣分), bukanlah garis finis. Ia hanyalah garis start. Fenomena perceraian modern adalah krisis kegagalan dalam memahami ini.
Banyak pasangan yang bercerai berkata, “Kami sudah tidak cocok lagi” atau “Dia bukan jodoh saya.” Kenyataannya, mereka salah mendiagnosis. Masalahnya bukan pada Yuán (緣), tetapi pada Fèn (分).
Alasan perceraian yang paling umum adalah “cinta yang telah memudar.” Ini adalah kebingungan antara gairah (Qíng) dan cinta sejati (Zhēn).
Cinta modern terobsesi dengan Qíng. Ketika api jerami itu padam dan tentunya itu kadang2 terjadi, pasangan itu panik. Mereka pikir “cinta” sudah hilang. Mereka tidak sadar bahwa misi mereka bukanlah untuk menjaga api jerami tetap menyala, tetapi untuk menggunakan apinya untuk menyalakan api tungku (Zhēn) yang abadi.
Perceraian terjadi karena pasangan gagal melakukan alkimia batin ini. Mereka gagal mengubah gairah menjadi kesetiaan, emosi menjadi keputusan sadar.
Peribahasa China sangat memahami ini:
相愛容易, 相處難 Xiāng ài róngyì, xiāngchǔ nán “Saling jatuh cinta itu mudah, namun hidup bersama itu sulit.”
“Jatuh cinta” (xiāng ài) adalah Qíng. “Hidup bersama” (xiāngchǔ) adalah proses Fèn untuk menciptakan Zhēn.
Bagaimana kita bisa menghindari kegagalan ini? Taoisme menawarkan panduan praktis untuk “menciptakan” cinta sejati, alih-alih hanya menunggunya.
Berhentilah memperlakukan cinta sebagai “benda” yang bisa Anda miliki atau hilangkan. Cinta adalah tindakan. Ini adalah Fèn Anda.
Dalam Taoisme, konflik adalah kegagalan harmoni Yin-Yang (陰陽). Sebagian besar pertengkaran yang berujung perceraian adalah “Yang melawan Yang”yaitu amarah dilawan dengan amarah, teriakan dibalas teriakan.
Peribahasa China mengatakan:
同聲相應,同氣相求 Tóng shēng xiāng yìng, tóng qì xiāng qiú “Suara yang sama saling merespons, Qi (energi) yang sama saling mencari.”
Bagaimana jika perceraian tetap terjadi? Taoisme juga memberi nasihat tentang penerimaan.
謀事在人,成事在天 Móu shì zài rén, chéng shì zài tiān “Manusia merencanakan (berusaha), Langit yang menentukan (hasilnya).”
Tingginya angka perceraian bukanlah tanda bahwa “jodoh” itu tidak ada. Itu adalah tanda bahwa kita telah menjadi masyarakat yang malas merawat taman.
Cinta sejati bukanlah sesuatu yang Anda temukan. Itu adalah sesuatu yang Anda bangun dan ciptakan setiap hari. Takdir (Yuán) hanya mempertemukan Anda di gerbang. Tapi cinta abadi (Zhēn) adalah kuil yang harus Anda bangun bersama, bata demi bata, dengan usaha (Fèn).
Semangat kawan, rajin liankung karena semua ini hanyalah Sekejab Abadi…
Xie Shen En
Kesehatan adalah hak milik yang paling berharga. Kepuasan adalah harta benda paling bernilai. Kepercayaan adalah kawan paling baik. Tak menjadi apa-apa adalah kegembiraan paling besar.
