Oleh: Budiono Lee
Bao Sheng Da Di disebut juga Da Dao Gong [Tao Too Kong], Hua Qiao Gong [Hoa Kio Kong], atau Wu Zhen Ren [Go Cin Jin] yang berarti Dewa Wu.
Ada dua pendapat yang sama-sama mempunyai dasar mengenai asal usul dari Bao Sheng Da Di.
Pendapat pertama mengatakan bahwa Wu Zhen Ren memiliki nama asli Ben [Pun].
Wu Ben adalah seorang yang dilahirkan di desa Bai Jiao (Karang Putih), kabupaten Tong-an, wilayah Quan Zhou [Coan Ciu], propinsi Fujian. Ia lahir pada pemerintahan Kaisar Tai Zong, tahun Xing Guo ke-empat bulan tiga tanggal 15 Imlek pada masa Dinasti Song.
Sejak masih kecil Wu Ben telah tertarik pada masalah pengobatan. Seorang pertapa, karena tertarik akan bakat anak ini, mengajarkan bermacam-macam ilmu pengobatan dan memberikan kitab yang berisi kumpulan obat-obat. Setelah dewasa, ia terkenal sebagai seorang tabib dewa. Ia pernah mengikuti ujian sastra dan lulus. Kemudian ia memangku jabatan sebagai Yu Shi, jabatan di istana yang mengurus pencatatan sejarah.
Nama Wu Ben menjadi terkenal setelah ia berhasil mengobati penyakit yang diderita permaisuri Kaisar Ren Zong.
Setelah mengundurkan diri, Wu Ben berkelana mengobati penyakit. Kemudian Wu Ben memiliki beberapa murid, antara lain Huang Yi Guan (Huang si Menteri Tabib), Cheng Zhen Ren (Cheng si Manusia Dewa) dan Yin Xian Gu (Yin si Dewi).
Rakyat, karena mengingat budi baik Wu Ben, banyak yang mendirikan kelenteng dan diberi nama Ci Ji Gong yang berarti “Kuil Penolong Yang Welas Asih”.
Para kaisar juga tidak ketinggalan menganugerahkan gelar kepadanya. Kaisar Song Gao Zong menganugerahkan gelar Da Dao Zhen Ren yang berarti “Dewa Jalan Nan Agung”. Gelar ini menyebabkan Bao Sheng Da Di terkenal dengan sebutan Da Dao Gong yang berarti “Paduka Jalan Nan Agung”.
Kaisar Song Ning Zong memberikan gelar kehormatan Zhong Xian Hou yang berarti “Pangeran Teladan Kesetiaan”. Kaisar Ming yang pertama, Ming Tai Zu, memberikan gelar Hao Tian Yu Shi Yi Ling Zhen Jun [Ho Thian Gi Su It Leng Cin Kun] yang berarti “Dewa Sejati Ahli Pengobatan dan Menteri Pencatat Sejarah”.
Pendapat yang satu lagi mengatakan bahwa Bao Sheng Da Di adalah Wu Meng [Go Beng] yang hidup pada masa Dinasti Jin, penduduk asli dari Henan. Wu Meng sejak kecil terkenal karena baktinya kepada orang tua. Setelah dewasa ia berkelana dan melakukan pengobatan kepada penduduk yang tidak mampu. Kemudian ia dipanggil dengan nama Wu Zhen Jun [Go Cin Kun] yang berarti “Wu Si Dewa Sejati”.
Jika ditinjau dari sudut sejarah, maka Wu Meng lebih terkenal dari pada Wu Ben, sebab Wu Ben meskipun memiliki reputasi sebagai tabib yang hebat, tetapi ia hanya dipuja di sekitar propinsi Fujian saja. Namun jika ditinjau dari tempat asalnya, maka Wu Ben lebih mendekati kenyataan, karena Wu Ben di propinsi Fujian dipuja sebagai Bao Sheng Da Di.
Kuil Bao Sheng Da Di di propinsi Fujian yang terkenal terdapat di dusun Bai Jiao, tempat Wu Ben berasal. Di kuil itu terdapat papan yang dihadiahkan oleh Kaisar Yong Le dari Dinasti Ming.
Kisah-kisah kehebatan Wu Ben di kalangan rakyat memang banyak beredar, terutama di propinsi Fujian dan sekitarnya.
Diceritakan pada suatu hari, ia sampai di sebuah jalan pegunungan. Ia berjumpa 4 orang memanggul sebuah peti jenasah. Peti jenasah itu sangat sederhana, terbuat dari papan kayu yang sudah lapuk, menandakan bahwa keluarga si jenasah adalah keluarga yang melarat. Darah tampak mengalir dari celah-celah peti jenasah itu, menandakan bahwa orang dalam peti jenasah itu belum lama meninggal.
Wu Ben melihat hal itu lalu berpikir sebentar, ia yakin bahwa yang di dalam peti belum meninggal. Ia meminta iring-iringan tersebut berhenti dan bersedia membuka tutup peti mati itu. Seorang wanita terbaring di dalamnya dan usianya sekitar 30 tahun.
Sekilas Wu Ben mengetahui bahwa wanita itu baru saja melahirkan dan mengalami pendarahan. Wu Ben meminta bantuan agar wanita tersebut diangkat keluar dari peti jenasah. Setelah dirawat dengan seksama akhirnya beberapa hari kemudian wanita yang sudah dianggap meninggal itu menjadi sehat kembali.
Kejadian ini tersebar dari mulut ke mulut dan meluas ke seluruh pelosok negeri. Semua menganggap bahwa Wu Ben dapat menghidupkan orang mati.
Ketenarannya sampai ke telinga Kaisar Ren Zong, yang sedang risau karena permaisurinya sedang sakit dan sudah banyak tabib tersohor yang didatangkan namun penyakit tidak kunjung sembuh. Tanpa memperdulikan jarak, Wu Ben datang ke istana untuk memenuhi panggilan kaisar.
Karena kebiasaan waktu itu yang melarang orang awam menyentuh tubuh kaisar atau keluarganya, maka Wu Ben memeriksa denyut nadi permaisuri dengan bantuan seutas tali sutera yang diikat pada pergelangan tangan sang permaisuri. Setelah yakin akan penyakit yang diderita sang permaisuri, Wu Ben menulis resep. Berkat obat itulah, tidak lama kemudian sang permaisuri sembuh kembali.
Ketika kaisar menanyakan hadiah apa yang diinginkannya, Wu Ben mengatakan bahwa ia ingin memakai jubah kebesaran yang pernah dipakai ayahnda kaisar. Kaisar Ren Zong mengabulkan permintaan tersebut.
Saat Wu Ben memakai jubah tersebut, Kaisar Ren Zong lalu berlutut. Wu Ben buru-buru mencegah dan menolak kehormatan itu.
Sejak itulah Wu Ben dikenal sebagai Bao Sheng Da Di atau Maharaja Pelindung Kehidupan.
Bersama dengan menyebarnya imigran dari Quan Zhou, pemujaan terhadap Bao Sheng Da Di tersebar ke Taiwan, lalu ke Asia Tenggara. Di Taiwan, karena imigran Quan Zhou banyak jumlahnya, maka kelenteng yang memuja Bao Sheng Da Di terdapat dimana-mana.
Yang tertua adalah yang didirikan pada masa Dinasti Ming, saat pemerintahan Kaisar Wan Li, yaitu Kaisar Kai Shan Gong [Khai San Kong]. Masih ada juga yang lebih besar yaitu Xing Ji Gong, Yuan He Gong, Liang Huang Gong, Fu Long Gong, Guang Ji Gong, Miao Shou Gong, dan lain-lain. Di Singapura pemujaan Bao Sheng Da Di terdapat di kelenteng Tian Fu Gong [Thian Hok Keng] di Telok Anyer Street.