Da Jia Xue Dao Hao,
Dewa Li Tek Kuai / Lie Thi Koay / Mo Sang / Pa Xian
Atau disebut dengan gelar Tie Kwai Li (Lie sitongkat besi) adalah salah satu dari Delapan Dewa (Pak Sien) Li Tek Kuai adalah penduduk asli Shan Chou yang hidup pada Jaman Dinasty Sui (581-618) Beliau dipuja sebagai pelindung pembuat obat obatan dan para pengemis, Beliau selalu ditampilkan seorang pengemis compang camping, pincang satu kakinya dan membawa tongkat serta sebuah buli buli merah nama aslinya Li Suan ( Lie Hian )
Ada banyak versi yang menceritakan tentang kesaktian beliau misalnya sebagai berikut :
Versi lain menceritakan bahwa Li Tek Kuai menerima ilmu Kedewaan dari Maha Dewa Tertinggi Tao Dai Shang Lau Cun (Thay Siang Lao Kun) yang mengundang Li Tek Kuai kegunung Hwa San. Untuk memenuhi undangan itu Li Tek Kuai harus meninggalkan badan kasarnya selama 7 hari (keluar raga). Selama bepergian itu beliau menugaskan seorang muridnya untuk menjaga badan raganya dengan pesan :”bahwa kalau dalam 7 hari beliau tidak kembali bangun, badan raganya itu boleh dibakar”/
Tetapi malang tak dapat ditolak, masih dalam hari ke 6, murid tersebut dipanggil pulang ke desa karena ibunya sedang sakit keras. Terpaksa dia membakar tubuh badan kasar Sang Gurunya dan setelah semuanya usai, ia bergegas pulang kedesanya.
Ketika Roh Suci Li Tek Kuai kembali mencari badan kasarnya tepat di hari yang ke 7, tidak menemukannya lalu beliau terpaksa memasuki badan kasar seorang pengemis yang baru saja meninggal dunia. Akhirnya Li Tek Kuai yang asal mulanya berwajah tampan dan gagah itu, berubah menjadi seorang pengemis yang badannya bongkok dan jalannya pincang, yang dibantu oleh sepasang tongkat besi. Karen itulah beliau kemudian dikenal dengan nama Li Tek Kuai yang asal mulanya bernama Li Suan. Kemudian Mahadewa Dai Sang Lao Cun menganugerahkan kepada beliau gelang kepala sakti dari emas untuk menjepit rambutnya supaya rapi. Lalu Li Tek Kuai berkelana mengajarkan ajaran Taoisme dan mengobati orang yang sakit. Beliau kemudian menyembuhkan ibu muridnya yang sakit keras lalu lenyap bersama hembusan angin.
Sebuah kisah lagi adalah pertemuan antara Li Tek Kuai dengan penjaga malam bernama Chao Tu di kota Li Nan. Beliau memasuki sebuah tungku yang sedang menyala dan meminta Chao Tu untuk menirunya. Chao Tu melihat hal itu tentu saja tidak berani meniru perbuatan si pengemis.
Li Tek Kuai lalu menginjak naik daun yang terapung ditengah sungai yang dalam, dan mengatakan agar menganggap daun itu sebuah perahu untuk menyeberangi sungai, dan menyuruh Chao Tu menirukannya. Tentu saja Chao Tu sekali lagi menolaknya. Li Tek Kuai lalu mengatakan bahwa Chao Tu terlalu berat kepada keduniawiannya sehingga sulit untuk menjalani Siu Tao untuk mencapai Kesempurnaan sebagai Dewa. Li Tek Kuai lalu menginjak daun yang terapung ditengah sungai dan pergi.
Hari Kebesaran Li Tek Kuai Tanggal 8 – 4 Imlek
Kisah tentang Delapan Dewa ini mulai dikenal sejak jaman Dinasty Tang yang diceritakan secara tutur tinular dari mulut kemulut secara lisan dikalangan rakyat dan kemudian dicatat oleh para penulis. Baru pada Dinasty Ming kisah Pak Sien (Delapan Dewa) buat ciptaan Wu Yuan Tai yang merangkai kisah “Delapan Dewa Menyeberangai Lautan Timur”.
Dalam kisah ini diceritakan bahwa Pak Sien dalam perjalanan pulang dari pesta yang diselenggarakan Dewi Si Hwang Mu. Ketika menyeberangi lautan timur dihadang oleh Raja Naga Laut Timur yang ingin merampas pusaka pusaka Dewa Dewi tersebut. Maka Raja Naga mengerakkan pasukan Laut, dan terjadilah pertempuran dahsyat yang akhirnya dimenangkan oleh Pak Sien (Delapan Dewa)
Xie Shen En
Cerita Dewa Dewi Tao yang lain lengkap bisa dibaca di aplikasi Klentengpedia Google Playstore