Da Jia Xue Tao Hao
Gelar : Vo Yu Ta Ti (Hu Yu Te Kun)
Dinasty : Tang, Kaisar Tang Te Cong
Lahir : Tahun Cheng Yuan ke 44 Tgl 14-4 Imlek di Shansi
Sejak kecil, Li Thong Pin sudah memperlihatkan bakatnya untuk menjadi orang yang luar biasa. Kegemarannya yang utama adalah membaca, segala macam buku yang pernah dibacanya tidak akan pernah dilupakan.
Pada Usia 15 tahun, beliau mengikuti ujian dan lulus dengan gelar Ji Ren (Ki Jin). Pada masa pemerintahan Kaisar Wu Cong (841-846), pernah 2x beliau gagal dalam ujian Jin She (Cin Su) yaitu semacam gelar sarjana pada jaman dahulu kala. Baru pada waktu pemerintahan Kaisar Yi Cong (860-873) beliau berhasil memangku jabatan sebagai pejabat Tinggi setaraf Bupati. Karena saat itu negara sedang dalam keadaan kacau akibat dari pemberontakan yang dipimpin oleh Hwang Chao yang berasal dari Shan Tong pada tahun 874. Li Thong Pin meletakkan jabatannya dan pergi berkelana. Dalam pengembarannya beliau bertemu dengan Han Chong Li (Han Ciong Lee) atau Chong Li Juan (Ciong Li Kwan) yang mengajarkannya Ilmu Pedang. Sejak saat itu Li Thong Pin selalu tampak membawa Pedang yang menjadi ciri khasnya dan memperoleh sebutan sebagai Chun Yang Ci (Tun Yang Cu). Kemudian Han Chong Li membawa Li Thong Pin ke gunung Chong Nan San (Ciong Lam San), dipuncak He Ling, beliau mengajarkan ilmu Kedewaan kepada Li Thong Pin. Setelah berhasil memiliki Ilmu Tao tersebut, dan beliau naik menjadi Dewa.
Dewa Ling Tong Pin lalu berkelana sekitar sungai besar Yang Ce Kiang dan propinsi Che Jiang. Banyak perbuatan mulia yang dilakukan di wilayah itu namun beliau tidak pernah menyebutkan namanya yang sebenarnya, hanya menyebutkan bahwa beliau adalah Hui Tao Ren (Hui Too Jin) yang berarti pendeta Hui.
Kejadian – kejadian yang mujizat dalam pengembaraan Beliau adalah :
1. Dewa Li Thong Pin membunuh siluman Naga Siluman Naha yang mengganas di sungai besar wilayah Jiang Luai, sudah lama penduduk daerah itu dicekam ketakutan akan keganasan siluman naga itu. Pembesar negeri juga tidak berdaya. Sudah banyak orang lihai yang didatangkan, tetapi sang siluman naga tetap tidak dapat ditaklukkan. Akhirnya Dewa Li Thong Pin tampil dengan pedang pusakanya berhail membunuh siluman Naga itu, penduduk pun sangat berterima kasih kepada Beliau.
2. Kemudian beliau pergi ke Yue Yang untuk melanjutkan cita citany yaitu mengamalkan ilmunya dan mencari calon murid untuk mewariskan ilmunya demi kebahagiaan umat manusia. Setelah seharian beliau hilir mudik di kota itu, lalu beliau masuk kesebuah kedai dan makan sekenyang kenyangnya, setelah Beliau makan kenyang, beliau lalu pergi begitu saja. Anehnya wanita pemilik kedai itu tidak menegur dan menanyai Beliau. Keesokan harinya beliau mampir lagi di kedai itu dan pemilik kedai tetap melayaninya dengan ramah tamah, lalu dewa Li Thong Pin mengeluarkan sebuah burung kertas yang kemudian diletakkan di dinding. Lalu beliau bersabda kepada Pemilik Kedai itu, karena beliau telah beberapa kali makan tanpa bayar, biarlah burung kertas yang melekat di tembok itu sebagai ganti pembayarannya. Kepada para tamu dihibur cukup memanggil nama burung itu dan seekor burung sesungguhnya akan muncul menghibur para tamu. Si wanita pemilik kedai meskipun kurang percaya dengan apa yang dikatakan oleh Li Thong Pin, tetap dengan senang hati tetap menjamunya seperti biasa. Ternyata apa yang dikatakan Li Thong Pin benar benar terjadi sejak itu kedainya menjadi terkenal karena banyak tamu yang datang untuk melihat burung ajaib itu, dan hal ini mendatangkan keuntungan yang berlimpah limpah pada pemilik yang berhati mulia itu. Kedainya kemudian direnovasi dibongkar dibangun lagi menjadi rumah makan yang besar dan megah dari hasil uang yang diperolehnya dari burung kertas itu , Ketika Li Thong Pin berkenan datang lagi, belia mengingatkan kepada si wanita pemilik rumah makan itu agar tetap berperilaku baik dan banyak menolong orang walaupun sudah kaya raya. Rumah makan mega itu diberi nama Feng He Lou. Dan masih ada sampai sekarang di kota Yue Yang.
3. Sebuah cerita lain, menceritakan bahwa :
Li Thong Pin datang ke Yue Yang dengan menyamar sbeagai pedagang minyak. Beliau bermaksud akan menurunkan ilmu kedewaan pada siapa saja yang tidak minta tambahan gratis (emboh Jawa) kalau membeli minyak kepadanya. Selama setahun disitu beliau hanya menemunkan seorang yang tidak tamak dan mementingkan diri sendiri, yaitu seorang perempuan tua, Li Thong Pin pergi kerumah perempuan itu dan menaburkan beberapa butir beras kedalam sumur yang terletak di pekarangan rumah itu. Dan yang terjadi aneh ajaib sekali… air sumur itu berubah menjadi Arak. Dari hail penjualan arak ajaib itu perempuan itu akhirnya menjadi kaya raya.
4. Sebuah buku yang terbit pada Jaman Dinasty Yuan (1280-1368) membuat tulisan cerita legenda “Delapan Dewa merayakan Ulang Tahun” dalam buku tersebut bahwa Li Thong Pin, Han Chong Li, Chang Kuo Lao, Li Tek Kuai, Ho Sian Ku, Lan Cai Ho, Han Siang Ci, Cao Kuo Ciu secara bersama sama disebut Pak Sien artiya Delapan Dewa. Sejak itu nama Li Thong Pin bersama sama kisah Pak Sien tersebar luas kemana mana dan manjadi toko yang dikenal setiap Orang.
5. Sebuah versi lain menuliskan bahwa Li Thong Pin adalah Li Fu Sien She (Lu Hu Sian Shu) yang berarti “Dewa Guru dari Keluarga Li” setelah lulus ujian Jian Shi, beliau bersama sama Cheng Yang Chen Ren (Hang Chon Li) belajar Ilmu Kedewaan (Siu Tao). Dikisahkan pada waktu itu Li Thong Pin bertemu dengan Han Chong Li disebuah kedai arak Han saat itu sedang memanaskan arak diperapian sambil bercakap cakap. Li yang saat itu masih dalam keadaan berkeinginan menikmati keduniawian itu tertidur dan bermimpi seakan akan beliau diangkat menjadi seorang pejabat tinggi, Beliau hidup dalam kemewahan, tetap setelah 50 tahun menjabat, mengalami suatau kesalahan berat yang mengakibatkan dia harus menjalani hukuman dibuang dan keluarganya cerai berai. Dalam kesendiriannya dia mulai merasakan suatu kekosongan dan ketidak langgengan sifat keduniawian itu, dan beliau terbangun.
Semua impiannya yang baru dialaminya itu ternyata terjadi hanya dalam waktu sekejap mata saja, sedangkan arak yang direbus oleh HAN masih belum juga hangat. Maka sejak itulah beliau mengikuti Han Chong Li unutk belajar ilmu Kedewaan dan Ilmu Pedang, lalu kemudian menjadi Dewa.
6. Suatu ketika Kaisar Pertama Dinasty Ming (1368 – 1644) bernama Ming Dai Cu (Beng Thay Couw) sangat gelisah karena kepalanya ditumbuhi bisul. Apabila bisul itu tersentuh, sakitnya bukan main. Susahnya beliau ingin bercukur dan beberapa tukang cukur secara tidak sengaja menyentuh Bisul dihukum mati. Para Tukang Cukut seluruh ibu kota menjadi geliah dan takut jangan jangan mereka yang diharuskan untuk mencukur beliau dan menyentuh bisul itu.
Pada saat itu Li Thong Pin , sedang melayang layang diudara menyaksikan masalah itu, lalu timbulah perasaan Iba dalam hatinya. Beliau lalu turun kebumi dan menyamar sebagai tukang cukur lalu menghadapi kaisar. Setelah selesai bercukur . Bisul kaisar tidak tersentuh itu 2 hari kemudian menjadi sembuh total. Kaisar Ming Dai Cu girang sekali dan memberinya hadiah barang barang berharga, tetap Li Thong Pin ditolaknya. Beliau hanya minta bendera merah dan pergi meninggalkan istana kerajaan. Begitu keluar dari istana , bendera merah itu lalu ditancapkan di depan sebuah kedai tukang cukur, kemudian Li Thong Pin lalu lenyap. Para Tukang Cukur sangat berterima kasih atas jasa jasa beliau, lalu mereka kemudian mengangkat Li Thong Pin sebagai Dewa Pelindung Tukang Cukur.
7. Ada satu lagi pendapat yang menceritakan bahwa Li Thong Pin adalah seorang sastrawan yang hidup pada masa Dinasty Tan. Beliau sesungguhnya bernama keluarga Li dan pernah menjadi pejabat. Beliau berputera 2 orang , tetapi sayang kedua putranya secara berurutan meninggal dunia dalam usia muda sekali. Dalam kesedihannya beliau mengajak istri nya kegunung untuk bertapa. Karena mereka sekarang tinggal berdua suami istri tanpa anak, maka nama keluarganya dirubah menjadi “Lu” yang dalam huruf Tionghoa berarti “Mulut”. Karena tinggal dalam goa dan beliau merasa sebagai tamu disitu, maka beliau merubah namanya menjadi Thong Pin yang berarti “Tamu dalam GOA” nama aliasnya yaitu “Chen Yang” yang berarti “Yang Murni” ada yang berpendapat sebuatan Chen Yang atau Yang Murni itu karena Li Thong Pin menduda terus setelah istrinya meninggal.
8. Li Thong Pin semasa hidupnya dalam pertapaannya pernah menulis Kitab Suci yang bernama : “Yin Fu Pak Ping Chen Ching (Im Hu Pat Bin Cin Kheng) adalah kitab suci pelajaran kedewaan yang menjalani isi kitab suci itu dapat naik menjadi dewa”
Tetapi karena pada masa itu tidak ada yang mau mempelajarinya, maka membuat beliau kecewa, akhirnya kitab suci itu disimpan dalam sebuah tiang batu di klenteng Nan Hwa Sie (Lam Hoa Si) dan menunggu seseorang yang berjodoh untuk menemukannya , Kemudian pada saat klenteng itu dipugar buku itu ditemukan dan dipelajar orang banyak. Mereka yang dapat memahami dan menjalani isi Kitab Suci tersebut dalam pertapaannya dapat naik dan menjadi Dewa. Ie Hwang Ta Ti (Penguasa Surga) menjadi heran dan menanyakan kepada Dewa Dewa Amal (Baru), siapa sebenarnya guru mereka, mereka semua tidak tahu, mereka hanya mengatakan bahwa mereka mengikuti petunjuk sebuah Kitab Suci yang ditemukan di Klenteng Nan Hwa Sie. Maka segera Ie Hwang Ta Ti memeriksa kitab suci tersebut, dan beliau menemukan nama Li Thong Pin yang tertera secara sama dalam kitab suci tersebut. Maka beliau langsung memanggil Li Thong Pin dan diberi gelar “Vo Yu Ta Ti yang berarti Dewa Yang bantuannya dapat dipercaya”
Dewa Li Thong Pin sangat dihormati oleh kaum Sastrawan maka sebab itu beliau dimasukkan kedalam salah satu dari 5 Dewa Wen Chang (Dewa Pelindung Pendidikan).
– mitos legenda dewa klenteng
Di Taiwan banyak klenteng yang memuja Dewa Li Thong Pin, diantaranya yang terbesar adalah Chi Nan Kun (Ci Lam Kiong) yang terletak di pegunungan Mucha sebelah Utara Tai Pei, masyarakat umunya menyebutnya Sien Kung Miao (Sian Kiong Bio)
Riwayat berdirinya klenteng Chi Nan Kung ini cukup menarik sehubungan dengan kemujijatan Dewa Vo Yu Ta Ti atau dewa Li Thong Pin ini. Pada Masa pemerintahan Kaisar Kwang Su dari Dinasty Ching (Manchuria), didaerah perdagangan Meng Cia yang makmur ada seorang ahli pemahat ulung. Patung Patung hasil pahatannya sangat menarik perhatian orang orang disekitar tempat itu. Diantara hasil pahatannya yang paling terkenal adalah sebuah patung yang ditempatkan di ruang baca didalam rumahnya Patung ini (Dewa Li Thong Pin) sering menunjukkan kemujijatannya sehingga banyak orang dari tempat lain datang untuk membuatkan patung kepadanya. Pada tahun Kwang Su ke 14, 2 orang penduduk Cing Wei (Sekarang wilayah Cing Mei) bernama Kao Lien San (Koo Lian Sam) dan Liu Ting Ie (Lauw Ting Giok) datang ketempat yang dipuja pemahat diruang baca itu kemudian patung yang baru dibuat itu ditempatkan di Klenteng kecil yang disebut Tun Feng Sie. Ternyata Patung yang diletakkan di Tun Feng Sue itu memiliki kemujijatan yang sama yang ditempatkan di ruang buku si pemahat dan menjadi pujaan orang banyak. Para tamu yang sembahyang semakin banyak saja dari hari kehari. Kepala Klenteng yang bernama Chang Tek Ming atas persetujuan para penganut akhirnya memutuskan untuk memperbesar tempat ibadat tersebut. Maka Tahun Kwang Su ke 17 bulan 1, ditempat itu dibangun klenteng yang baru selesai pada tanggal 30 – 9 – tahun yang sama. Pada masa pendudukan Jepang, meskipun menghadapi keadaan yang sulit, para penganut tetap mengadakan pengumpulan dana lagi untuk meneruskan pembangunan klenteng itu, sekaligus untuk mempertebal semangat persatuan rakyat setempat yang sedang mengalami penjajahan oleh bangsa lain. Tempat inilah yang sekarang menjadi sebuah Klenteng yang terbesar dan indah kuno yang terkenal sebagai Klenteng Chi Nan Kung yang merupakan salah satu obyek wisata utama disekitar Tai Pei. Dipropinsi Kwang Tung , Di Kabupaten Mei sian Tiongkok, terdapat klenteng pemujuaan Dewa Vo Yu Ti Cin (Li Thong Pin) yang besar dan banyak dikunjungi orang. Sekarang Klenteng itu dipugar secara besar besaran dengan sumbangan dana dari orang orang Tionghoa perantauan dari Burma dan Muangthai.
Demikian cerita ini dikutip dari Buku “Mitos dan Legenda Dewa Klenteng” – Surabaya Mei 1997
Picture from Google & Boni Pixabay
#Staysafe #XieShenEn #EBA #EBR
Revisi Diri – Siutao – Kita Bisa ~
siutao.com