Gambar : Kelenteng LO CIA BIO Jakarta Kampung Duri
Sumber : Mitos dan Legenda Dewa Klenteng / Legenda Dewa Klenteng
Panggilan umum : Dai Ce Ye ( Thay Cu Ya)
Nama Aslinya : Li NA CHA / LO CIA
Nama Ayahanda : Li Jing ( Li Cing)
Jabatan Ayah : Komandan Garnesun Kota Chen Tang Kwan
Jaman Dinasty : Yin Atau Shang ( 1766 – 1402 SM)
Li NA CHA / LO CIA adalah putera ke 3 yang menjadi Komandan Pasukan Kerajaan Sorga yang bertugas mengawasi bangunan, kuil kuil suci, dan berkewajiban melindungi anak-anak yang berusia 8th-12 th.
Li NA CHA / LO CIA seringkali tampak sebagai pengawal PAO SEN TA TI (Dewa Obat) atau POO THAY TE. Kelenteng pemujaan Dewa CHONG TAN YUAN SHWEI (TIONG TAN GOAN SUI) biasanya disebut DAI CE MIAO atau Klenteng pemujaan sang Pangeran, hal ini tidak aneh sebab dewa NA CHA / LO CIA sering disebut SAN DAI CE (SAM THAY CU) atau Sang Pangeran ke Tiga, sebab beliau adalah putera ke 3 dari LI JING atau Dewa LI DIEN HWANG (LI THIAN ONG)
Riwayat Dewa NA CHA / LO CIA (LO CIA) secara lengkap dapat dibaca dalam novel FONG SEN BAB 12, yang diceritakan secara singkat sebagai berikut :
Jenderal LI JING Komandan Garnesun Kota CHEN TANG KWAN sedang gelisah karena istrinya telah mengandung selama 36 bulan tetapi belum juga melahirkan putranya ke 3.
“Putera Pertama adalah CHIN CHA (KIM CHA)
“Putera Kedua adalah MUK CHA (BOK CHA)
Kedua puteranya sedang berguru kepada Petapa Sakti digunung, Malam itu Nyonya Li bermimpi kedatangan DAI SANG LAW CIN ( Thay Shang Lao Cun / Tai Sang Lo Kun) yang menyamar sebagai pendeta TAO (TAO SHE/TOOSHU) yang membawa “Bola Merah” yang dilemparkan ke perutnya sambil bersabda :”Inilah Puteramu, Terimalah”. Bola Merah itu lalu masuk ke pusarnya. Nyonya Li lalu tersadar dan merasakan perutnya sakit sekali. Para Nelayan panik dan segera memberi tahu Jendral LI JING. Ternyata dari kandungan Sang Nyonya yang lahir bukanlah Bayi, tetapi hanya “Sebuah Bola Daging” yang bergulir kian kemari. Jendral LI JING terperanjat, dia mengira siluman yang lahir dari kandungan istrinya. Dia mengambil pedang saktinya lalu langsung membelah “Bola Daging” tersebut.. Eits.. Suatu keanehan terjadi.. dan ternyata dari dalamnya meloncat “SEORANG BOCAH KECIL USIA 3 TAHUN, KARENA DALAM KANDUNGAN SUDAH USIA 36 BULAN = 3TH. YANG BERPAKAIAN OTO MERAH DAN TANGAN KANANNYA MEMAKAI GELANG EMAS”. Begitu muncul segera berteriak memanggil ayahnya. Jendral LI JING sangat sayang sekali dengan puteranya ke 3 ini dan diberi namanya LI NA CHA / LO CIA ( LI LO CIA ).
Pada usia 7 Tahun NA CHA / LO CIA mengajak pelayannya untuk mandi di sungai JIU WAN HO, karena hari sangat panas. Disungai itu NA CHA / LO CIA berendam dan berenan sepuas puasnya pakaian NA CHA / LO CIA bernama OTO seperti selembar kain merah yang berfungsi sebagai penutup dada dan perut yang dibawanya sejak lahir itu dilepas lalu dicuci, NA CHA / LO CIA tidak menyadari bahwa hal ini akan mengundang bencana karena OTO itu adalah “PUSAKA DEWA YANG SAKTI”. Begitu dimasukkan ke dalam air sungai seketika itu juga berubah menjadi merah dan mendidih. Dia tidak tahu bahwa sungai JIU WAN HO itu adalah “PINTU MASUK” ke laut timur tempat TONG HAI LONG HWANG atau ISTANA RAJA NAGA LAUT TIMUR menempatinya. Melihat lautan goncang dan mendidih banyak satwa lautan yang mati hal ini membuat HAI LONG HWANG murka, lalu memerintahkan punggawa laut untuk memeriksa keadaan atas laut. Punggawa ini melihat seorang bocah kecil yang berendam dengan OTO yang menimbulkan bencana, tanpa banyak bicara langsung menyerang NA CHA / LO CIA. NA CHA / LO CIA yang melihat seekor makhluk yang menakutkan menyerang dirinya, tanpa berpikir panjang lagi segera melemparkan GELANG SAKTInya, dan menimpa punggawa laut itu dan matilah seketika itu juga. GELANG SAKTI NA CHA / LO CIA adalah gelang yang dapat terbang dan kembali kepada NA CHA / LO CIA. Gelang tersebut dibawahnya sejak beliau dalam kandungan pemberian MAHADEWA DAI SANG LAW CIN. Sang HAI LONG HWANG semakin murka, beliau memerintahkan Puteranya yang bernama AO PING untuk menangkap dan menghukum NA CHA / LO CIA. AO PING Pangeran Naga inipun tewas oleh NA CHA / LO CIA dan otot – ototnya “DICABUTI”. Lalu seperti tidak ada kejadian apa apa NA CHA / LO CIA pulang menemui Ayahandanya dan menceritakan kejadian tersebut kepada ayahnya. Sang Ayah marah sekali pasti peristiwa ini akan berbuntut panjang. Dan… benar juga secara tiba tiba HAI LONG HWANG datang menemui Jendral LI JING meminta pertanggung jawaban atas kelakuan anaknya.
Akhirnya NA CHA / LO CIA rela menerima hukuman, asalkan orang tuanya jangan diganggu lagi. Dihadapan Sang Raja Naga, NA CHA / LO CIA membunuh diri sebagai tebusan atas perbuatannya membunuh Putera Raja Naga itu. Lalu Arwah NA CHA / LO CIA pergi melayang menemui gurunya yaitu : “DAI IK CHEN REN (THAY IT CIN JIN). Yang memberi petunjuk bahwa ibunya diminta membuat sebuah kuil untuk memperingati NA CHA / LO CIA, disamping itu agar NA CHA / LO CIA dapat bertinggal sementara dikuil tersebut. Apa yang terjadi sungguh diluar dugaan.. Kelenteng peringatan NA CHA / LO CIA ramai didatangi orang orang, yang datang dengan berbagai permohonan selalu terkabul bila sembahyang di kelenteng tersebut.
Jendral LI JING mendengar tentang hal kelenteng NA CHA / LO CIA tersebut menjadi gusar, dianggapnya NA CHA / LO CIA membuat huru hara lagi, lalu memerintahkan agar kelenteng itu dibongkar dan melarang orang orang sembahyang disana lagi. Melihat hal ini arwah NA CHA / LO CIA menjadi gusar bukan main dan mendendam kepada ayahnya. Menurut anggapan NA CHA / LO CIA raga yang sudah diberikan oleh ayahnya itu sudah dikembalikan dengan cara bunuh diri, maka sekarang antara Arwah NA CHA / LO CIA dengan ayahnya sudah tidak ada hubungan darah keturunan lagi, jadi apabila ada kesempatan untuk membalas dendam, NA CHA / LO CIA tidak dianggap sebagai “ANAK YANG TIDAK BERBAKTI (BO CENG LI)”.
Tibalah saatnya untuk NA CHA / LO CIA menjelma lagi, lagu gurunya DAI IK CHEN REN dengan kesaktiannya merancang badan raga NA CHA / LO CIA dari daun daun, bunga bunga teratai, disusun seperti tubuh manusia lalu dengan “KESAKTIANNYA YANG TERTINGGI” DEWA DAI IK CHEN REN menciptakan tubuh baru bagi NA CHA / LO CIA, dan… NA CHA / LO CIA pun hidup kembali sebagai DEWA NA CHA / LO CIA, dengan demikian sempurnalah sudah proses NA CHA / LO CIA menjadi DEWA yang harus mengalami “KEHIDUPAN BARU”.
Sang guru lalu melatih ilmu silat, ilmu tombak dan menganugerahkan “RODA SAKTI YANG DAPAT TERBANG”, serta ilmu ilmu sakti kepada DEWA NA CHA / LO CIA. Lalu dengan menggenggam tombak, dan gelang sakti, dan naik roda sakti Dewa NA CHA / LO CIA lalu terbang mencari bekas ayahnya LI JING untuk membalas sakit hatinya. Jendral LI JING setelah bertempur dengan NA CHA / LO CIA kalah sakti lalu melarikan diri. Lalu DEWA WEN CHU KWANG FAK DIEN CIN (BUN CU KONG HWAT DIAN CUN) menolong LI JING dengan memberikan pusaka PAGODA SAKTI untuk mengurung DEWA NA CHA / LO CIA . Setelah DEWA NA CHA / LO CIA tidak berdaya, atas permintaan DEWA DAI IK CHEN REN DEWA NA CHA / LO CIA pun dibebaskan dengan syarat tidak memusuhi ayahnya lagi. Dan untuk menjaga agar kelak dikemudian hari NA CHA / LO CIA tidak memusuhi ayahnya lagi, maka pusaka PAGODA WASIAT itu dianugerahkan kepada LI JING untuk menaklukkan DEWA NA CHA / LO CIA. Selanjutnya LI JING tidak pernah lepas dari PAGODA SAKTI nya sampai pada suatu saat beliau diangkat menjadi DEWA TUO TA DIEN HWANG atau MALAIKAT PENJAGA ANTARA SORGA dan DUNIA SEMESTA.
Dalam novel Fong Sen diceritakan selanjutnya DEWA NA CHA / LO CIA dan DEWA TUO TA DIEN HWANG (Ayahnya) membantu panglima CHIANG CE YA mendirikan Dinasty CHOU. Setelah selesai peperangan DEWA NA CHA / LO CIA diangkat menjadi Dewa CHONG TAN YUAN SHWEI atau PANGLIMA PENJAGA SORGA.
Hari kebesara Dewa NA CHA / LO CIA : Tgl 9 – 9 IMLEK
Hari kenaikan ke Sorga : Tgl 8 – 4 IMLEK