Posted by : Admin Manado – 09 January 2022
Berdasarkan penanggalan Huangdi (4719 HE), atau kalender Yinli (2573) perayaan Imlek tahun 2022 akan jatuh pada Selasa, 01 Februari 2022.
Setelah melewati Tahun Baru Imlek 2022, masyarakat etnis Tionghoa yang beragama Taoisme (kelenteng) juga akan melaksanakan sembahyang terhadap Dewa-Dewi, diantaranya :
1. Sembahyang hari kebesaran Dewa Fu Tek Zheng Shen (Hok Tek Ceng Sin; 福德正神) : Tanggal 02 bulan 02 Imlek (Jumat, 4 Maret 2022).
2. Sembahyang hari kebesaran Dewa Xuan Shang Xuan Di (玄天上帝) : Tanggal 3 Bulan 3 Imlek (Minggu, 3 April 2022).
3. Sembahyang hari kebesaran Dewi Tian Shang Sheng Mu (Mak Co; Ma Zu, 天上聖母) : Tanggal 23 bulan 03 Imlek (Sabtu, 23 April 2022).
*Di tahun 2022 TIDAK ADA bulan Lun (Lun Gwee), atau tahun penyesuaian (adjusment), dimana terdapat 2 kali bulan yang sama (biasanya 2-3 tahun sekali).
4. Sembahyang hari kebesaran Dewa Cai Shen (财神) : Tanggal 22 bulan 04 Imlek (Minggu, 22 Mei 2022), Zhao Gong Ming Tanggal 15 bulan 3 (Jumat, 15 April 2022).
5. Sembahyang hari kebesaran Mahadewa Thay Shang Lao Cin (太上老君) : Tanggal 15 bulan 05 Imlek (Senin, 13 Juni 2022).
6. Sembahyang hari kebesaran Dewa Guan Gong (Kwan Kong; 关公) : Tanggal 24 bulan 06 Imlek (Jumat, 22 Juli 2022).
7. Sembahyang hari kebesaran Dewa Er Lang Shen (二郎神) : Tanggal 28 bulan 08 Imlek (Jumat, 23 September 2022).
8. Sembahyang hari kebesaran Dewi Jiu Tian Xuan Nu (九天玄女), Dewa Na Zha (哪吒; Hokkian : Lo Tjia). Dewi Chen Jinggu (陳靖姑) : Tanggal 09 bulan 09 Imlek (Selasa, 4 Oktober 2022). Pada hari ini, ada banyak Dewa-Dewi yang juga merayakan hari kebesaran-Nya.
9. Sembahyang hari kelahiran Dewi Guan Yin (Kwan Im; 觀音娘娘) : Tanggal 19 Bulan 2 Imlek (Senin, 21 Maret 2022).
Sebutan ‘Kwan Im’ sendiri berasal dari dialek Hokkian yang umum dipergunakan mayoritas etnis Tionghoa di Indonesia. Secara harafiah, Guan (觀) artinya “melihat”, dan Yin (音) artinya “suara/mendengar”. Jadi, asal melihat atau mendengar ada yang minta tolong (khususnya perempuan), Dewi ini yang selalu datang/turun menolong.
Menurut versi Taoisme, menyebut-Nya sebagai Guan Yin Dashi (觀音大士), Cihang Dashi (慈航大士), atau Cihang Zhenren (慈航真人), Cihang Daoren (慈航道人).
Kalau di jaman dulu, orang2 bersembahyang karena takut mati, ketidakberdayaan dalam menghadapi situasi perang, bencana alam, wabah penyakit, kelaparan, dan kejahatan dalam masyarakat.
Sedangkan di jaman sekarang, orang2 bersembahyang karena takut hidup, karena hidup ini susah, menghadapi berbagai macam problem kehidupan seperti persaingan usaha/bisnis, pekerjaan/karir, utang, asmara, dan kesehatan.
Sementara manusia hanya tahu keadaannya yang sekarang, tidak bisa memprediksi masa depan yang misteri, sementara masa lalu tinggallah kenangan. Siapa yang tahu jalan kedepannya akan bagaimana?
Karena itulah, manusia bersembahyang kepada Dewa-Dewi, kepada Langit dan bumi, selain memohon berkah, perlindungan dan keselamatan, juga memohon petunjuk dalam bagaimana menjalani kehidupan ini.