Bersatu Dalam Tao
Oleh: Hendra
Bersatu
Adalah sebuah kata yang mengandung arti yang jika mau dikaji, dibahas dan dibicarakan secara singkat, ringan dan sederhana maka akan sangat singkat, sederhana dan tanpa kedalaman arti. Tetapi jika mau dicoba untuk diselami dan dipahami secara lebih meluas dan mendalam maka kajian dan bahasannya pasti akan lebih berarti dan menyentuh jiwa.
Dalam belajar Tao, kita mungkin lebih sering mendengar atau juga berbicara masalah bersatu dan menyatukan “sesuatu” yang bentuknya biasanya abstrak, seperti contohnya: pikiran, ucapan dan tindakan, aku sejati, chi, konsentrasi, bahkan pada tingkat pembicaraan yang sangat dalam sampai bersatu / menyatu dengan alam, dan lain-lainnya.
Menurut saya semua itu sifatnya lebih ke dalam individunya masing-masing serta ke Yang Di Atas (Tuhan), padahal pada satu sisi lainnya, dimana semua manusia, baik yang belajar Tao maupun yang tidak belajar Tao terjebur kedalamnya adalah permasalahan dunia yaitu kehidupan sosial yang ada.
Manakah yang lebih sulit tentunya tergantung individu masing-masing. Akan tetapi pada akhir dapat dikatakan semua individu akan mendapatkan kesulitan yang relatif sama, karena menurut saya, jika belajar Tao adalah untuk mencapai kesempurnaan, maka sudah menjadi ukuran mutlak bahwa sebagai manusia kita berusaha untuk menjadi manusia yang seutuhnya dan sesempurnaNya dalam pandangan yang menyatu dari Manusianya sendiri, Alam dan Lingkungan, serta Penciptanya. Oleh karena itu pada akhirnya menjadi manusia sempurna adalah merupakan suatu hal yang sangat luas sehinggapun tiada batasnya karena Tao-nya sendiripun tidak berbatas.
Pembicaraan masalah bersatu yang ingin disampaikan dalam tulisan kali ini adalah lebih kearah masalah sosial, pentingnya persatuan diantara sesama manusia pada umumnya dan umat Tao secara khususnya dalam satu kerangka pikiran yang sangat positif untuk kepentingan dan kebaikan semuanya.
Kenapa Harus Bersatu?
Dimana-mana kita melihat bahwa persatuan dan perpecahan timbul silih berganti dengan membawa efek domino dalam skalanya masing-masing. Persatuan walaupun tidak mutlak, tetapi sampai saat ini terbukti lebih bermanfaat dan bernilai positif ketimbang perpecahan jika dipandang dalam batas-batas yang terukur dan jelas.
Penulis bahkan pernah sempat bertanya-tanya dan bingung, kenapa negara-negara di Eropa yang sudah sedemikian maju, makmur dan kuat secara peradaban, ekonomi dan teknologinya masih mau bersatu dalam sebuah bentuk persatuan yang lebih besar lagi yang disebut Uni Eropa.
Setelah mempelajari sekilas ternyata dengan menyatukan diri dalam persatuan yang lebih besar itu, mereka masing-masing bisa mendapatkan sangat banyak manfaat dan penguatan terhadap negara masing-masing demi pencapaian cita-cita kehidupan kemanusiaannya yang lebih tinggi lagi selain merupakan juga salah satu upaya antisipasi menghadapi persaingan globalisasi.
Disisi dunia yang lain kita juga bisa melihat adanya proses disintegrasi dan perpecahan yang terjadi seperti contohnya bekas negara Uni Soviet yang terpecah-belah sehingga tidak mempunyai kemampuan dan kekuatan seperti dulunya lagi.
Dari kedua contoh dan contoh diatas (dalam skala negara dan dunia) yang berlawanan, saya mencoba untuk memberikan alasan dengan memberikan wawasan yang ada untuk membuktikan bahwa masalah persatuan adalah sebuah hal yang bisa begitu penting dan berpengaruhnya baik terhadap sebuah komunitas maupun individunya masing-masing, yang efeknya tentu bisa sangat relatif luas dan berdampak langsung terhadap kehidupan sosial.
Nah, lalu apakah bagi kita yang sedang belajar Tao ini hanya cukup merasa sebagai seorang Taoyu ( ) saja, tanpa mempedulikan lingkungan dan orang lain?
Bukankah belajar Tao itu sifatnya individu?
Jika belajar Tao mementingkan “Wu” (Kesadaran) lalu buat apa harus pakai bersatu-bersatu segala, disamping itu kita memiliki prinsip mengikuti “Ceran” / alami ( )?
Bagaimana tanggapan para pembaca?
Secara pribadi penulis berpendapat bahwa dalam status sebagai seorang Taoyu ( ) yang belajar Tao, “bersatu” sangatlah penting apalagi jika bagi yang sangat serius dan ingin mencapai kemajuan yang positif. Oleh karena itu sudah sewajarnya kita semua ikut berpartisipasi membangun persatuan yang kokoh, baik dikalangan Taoyu ( ), bahkan secara umumnya diantara sesama umat manusia (tentunya ini diharapkan bukan hanya dianggap slogan saja).
Bagaimana Dapat Bersatu?
Sekelompok manusia apalagi dalam jumlah yang banyak dapat bersatu hanya apabila ada faktor / unsur penyatu yang kuat. Demikian pula jika kita berbicara untuk bersatu dalam Tao (). Pada umumnya faktor / unsur yang menjadi motivasi dan dorongan dasar manusia untuk bersatu adalah adanya persamaan. Biasanya pada tingkat yang tertinggi bentuknya sudah agak abstrak berupa cita-cita atau dalam bahasa modernnya disebut “Visi”. Pada tingkat yang lebih nyata faktor / unsur penyatu itu bisa dalam bentuk persamaan tujuan, kepentingan, keinginan, perasaan, nasib, dan lain-lainnya.
Tentu bisa bersatunya sekelompok manusia (apalagi bila berjumlah besar) dalam satu visi ini adalah bukan hal yang mudah dan ringan. Setiap individu yang ada didalamnya tentu masing-masing juga membawa tujuan, kepentingan, keinginan, perasaan, bahkan nasibnya pribadi, harus bisa menyadari, memahami dan menerima keadaan yang ada dan memberikan skala prioritas dan komitmen yang tinggi pada visi, kepentingan dan tujuan bersama / kelompoknya (jika merasa dalam satu kelompok).
Jika bagi seorang Taoyu ( ), Tao adalah tujuannya, maju mencapai Tao adalah kepentingannya, Tao adalah visi tertingginya, belajar Tao adalah kejodohan (atau dapat dikatakan sudah nasib), serta secara perasaan merasa Tao ada dalam jiwanya, maka logikanya justru secara alami kita semua (Taoyu) otomatis akan secara kokoh bersatu (dalam Tao).
Apakah kenyataanyan sudah seperti itu? Kenapa?
Mungkin karena Tao () itu terlalu Agung, besar, luas dan dalam.
Sekilas dan singkat penulis pernah mencoba mendiskusikan dan membahas mengenai masalah bagaimana supaya bisa bersatu dalam Tao dengan beberapa rekan, dan mendapatkan jawaban yang umum yaitu “Sulit, karena tergantung individunya masing-masing sedangkan orang secara pribadi tentunya berbeda – beda.”
Terus terang bagi penulis, pendapat seperti diatas itu sangat mengganjal dan tidak dapat diterima karena jika semua hal selalu dikembalikan lagi ke individunya maka segala sesuatupun akhirnya tidak pernah ada patokan dan aturannya.
Mungkin ini disebabkan kekeliruan atau terlalu sempitnya penafsiran mengenai kaidah-kaidah Tao () yang sedang dipelajari. Sehingga kita cenderung “lupa” bahwa segala sesuatu yang ingin dicapai itu selalu membutuhkan usaha atau “pengorbanan”.
Harus diakui bahwa memang benar, masalah bagaimana untuk bersatu ini bukanlah hal yang mudah untuk bisa dirumuskan dengan dibicarakan secara mulut saja. Idealnya adalah kalau bisa bicara hati ke hati, karena sudah tidak ada lagi ketertutupan, tetapi apakah hal ini bisa dilakukan dalam skala kelompok manusia yang banyak?
Setelah merenung dan memikirkan masalah ini, pada akhirnya penulis hanya mendapatkan satu kesimpulan yang sederhana dimana kunci permasalahan persoalannya memang ada pada masing-masing individu yaitu ada atau tidaknya “semangat bersatu” dalam jiwa kita masing-masing. Semangat bersatu yang dimaksud disinipun terus terang tidak mungkin dijelaskan secara detail dan terperinci dalam tulisan ini karena sifatnya luas. Secara singkat penulis hanya dapat memberikan sedikit pandangan bahwa semangat bersatu yang dimaksudkan ini harus ditangkap dan ditafsirkan seluas-luasnya secara sangat positif dalam kerangka mengikuti Tao-nya secara konsisten.
Membangun Semangat Bersatu
Jika semangat bersatu adalah modal untuk bersatu maka sekarang tinggal bagaimana kita membangun dan mengembangkan semangat bersatu ini dalam diri kita masing-masing secara individu. Dalam hal ini penulis hanya berusaha memberikan alasan yang bersifat mendukung ke arah pengembangan dan membangun semangat kita untuk bersatu dalam Tao yang berupa manfaat-manfaat yaitu sebagai berikut:
Ada peribahasa atau ungkapan “Lidi sebatang mudah dipatahkan, tetapi segenggam lidi tidak terpatahkan”, ungkapan tersebut mengibaratkan bahwa timbulnya suatu kekuatan yang besar adalah berasal dari berkumpul dan berintegrasinya kekuatan-kekuatan kecil yang membentuk satu kekuatan besar yang terkadang tidak berbanding lurus (kekuatan yang dihasilkan bisa lebih besar atau lebih kecil dari penjumlahan secara matematis). Jika persatuan dapat menghasilkan kekuatan berlipat maka inilah yang dimaksudkan dengan “Sinergi”.
Tentunya dengan kekuatan berlipat dari sinergi ini akan dapat mendorong membawa persatuan tersebut lebih mudah dan cepat mencapai cita-cita dan tujuannya, yang pada akhirnya akan membawa dampak positif dan manfaat langsung pada individu-individunya juga.