Da Jia Xue Dao Hao,
Salam Sejahtera, kali ini kita akan membahas sedikit tentang bagaimana cara bersyukur yang tepat di Klenteng ?
Sebelum memulai harus kita garis bawahi bahwa setiap insan punya cerita dan setiap manusia punya jalan masing-masing untuk mencari pencerahannya. Sehingga dengan keberagamaan kita ketika ditanya rasa bersyukur banyak sekali juga cara cara yang unik yang dapat kita temui, bahkan sering kita lihat di kalangan umat Tao.
Salah satunya contoh di Klenteng… Pernahkah kalian ke Klenteng Klenteng di China banyak yang memberikan Buah yang banyak di altar sembahyang, banyak juga yang memakai Dupa yang besar setinggi Gedung, dan banyak juga yang memberikan Lilin lilin besar ?
Ketika kita bertanya kebanyakan menjawab bahwa sangat bersyukur sebagai tanda HORMAT kepada DEWA DEWA yang membantu usahanya sehingga diberikan lah sumbangan dupa, lilin, buah yang banyak. Adanya juga yang mengatakan semakin besar Dupa doanya bisa akan terkabulkan bahkan double double hasilnya? hehe.. Menarik….
Beda berapa banyak hasilnya dengan 1 batang dupa yang sederhana ? emmmmmm…
Tentunya ini jauh terlepas dari pengertian mendasar dimana sederhananya sembahyang di klenteng yaitu dupa untuk doa, lilin untuk cahaya, dan buah untuk sajiannya.
Disini kembali tersirat dan muncul pemikiran cara yang lain Bagaimana kalau Dupa, Lilin, dan Buah tersebut sesederhana kita sajikan dan sisanya kita sumbangkan ke Klenteng dalam bentuk dana yang lebih banyak untuk biaya sehari-hari Klenteng, atau dipakai untuk memberikan bantuan kepada yang memerlukan seperti panti asuhan ?
Bukankah lebih baik dan lebih banyak manfaatnya daripada memakai dupa dan lilin yang setinggi gedung dan harga fantastis ?
Banyak juga yang bertanya kenapa pakai Dupa? konon banyak cerita dari dulu sebelum adanya jam . Dupa digunakan untuk penunjuk waktu untuk orang yang beribadah.
Bahkan wikipedia pun mengatakan seperti berikut :
Penyair Yu Jianwu (庾肩吾, 487-551) yang pertama mencatatnya: “Dengan membakar dupa kita tahu jam di malam hari, Dengan lilin yang terukur kita mengonfirmasi hitungan waktu.”Penggunaan alat pencatat waktu dupa ini menyebar dari biara-biara Buddhis ke masyarakat sekuler.
Bagaimana dengan Buah ? Apakah buah yang banyak disajikan di Altar dimakan oleh Dewa ? emmmmmmm masih adakah yang mempunyai pemikiran seperti itu ?
Konon dulu juga buah dan makanan yang disajikan di klenteng, karena Klenteng2 jadi pertemuan diskusi keluarga2 kecil. Jadi setiap keluarga ketika ke Klenteng membawa makanan buah dan akhirnya tradisi ini jadi turun menurun sampai sekarang ini.
Karena tradisi dan ajaran yang tidak pernah dijelaskan, banyak sekali diluar sana akhirnya mengasumsi bahwa memeluk ajaran agama TAO Klenteng itu RIBET. Sebelum sembahyang harus ada dupa, buah, lilin bahkan Kertas Sembahyangan? Apakah demikian ?
Namun diluar itu perlu kita garis bawahi dan sadari Agama Ajaran TAO kita sebenarnya sangat sederhana, ucapan doa dan sembahyang hanya membutuhkan hati yang tulus dengan tangan tertutup saja sudah cukup. Perbuatan baik adalah termasuk doa untuk kita lebih baik ke depannya. Sumbangan ke Klenteng juga sangat baik tapi kiranya dengan cara yang lebih tepat lagi Klenteng Klenteng pasti akan lebih baik lagi.
Untuk itu kembali kepada insan masing masing, Bagaimana cara bersyukur yang tepat menurut Anda ?
Semoga kita hidup dengan bahagia dan bersama2 lulus di dunia ini dengan nilai maksimal…
Salam Tao… Xie Shen En
Yuk kita galakkan minimal Meditasi program 60 menit Detox Pikiran, Minimal 60 menit tiap hari (1 Sesi).
Ditambah 30 Menit sesi Gerakan Badan di Buku Kuning Siu Tao Bao Jien….