Kesadaran Yang Hilang
Oleh: Liaw Win Yi
Ling-Ling adalah anak yang cerdas, dia selalu menduduki ranking 1 di sekolahnya. Tapi karena itu dia menjadi anak yang sombong dan congkak. Karena sikapnya itu pula teman-teman nya tidak menyukainya walaupun mereka tidak bisa menampakkan rasa ketidaksenangannya itu. Pernah suatu ketika Ling-Ling menghina temannya yang tidak bisa mengerjakan soal yang menurutnya mudah.
Sikap Ling-Ling yang semakin sombong membuatnya menjadi tidak mempunyai banyak teman yang tulus ingin berteman dengannya. Tapi Ling-Ling bersikap cuek saja, karena pikirnya tanpa dia , teman-temannya tidak akan bisa mengerjakan soal-soal sulit yang diberikan oleh guru.
Suatu hari di sekolahnya kedatangan murid baru yang bernama Vivi. Anak yang bernama Vivi ini mempunyai perawakan yang pendiam dengan memakai kaca mata yang berlensa yang cukup tebal dan rambut yang berkepang dua serta bajunya yang dengan rapihnya dimasukkan itu membuatnya menjadi seperti anak yang tidak punya potensi apa-apa. Setelah selesai Vivi memperkenalkan diri, diapun dipersilahkan menduduki tempat duduk yang masih kosong, akhirnya diapun duduk disebelah Ling-Ling.
Dengan sebalnya Ling-Ling mengambil tasnya yang diletakkan dibangku yang kosong tadi sambil mengumpat “Dasar anak kampung”. Mendengar itu Vivi hanya diam sembari tersenyum pada Ling-Ling. Tetapi Ling-Ling langsung memalingkan muka sambil tersenyum mengejek.
Vivi diberi tahu oleh teman-temannya bahwa Ling-Ling adalah anak yang cerdas yang selalu menduduki peringkat 1 disekolahnya. Mendengar itu Vivi hanya tersenyum maklum.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tibalah saat pembagian raport. Hal yang paling mengejutkan adalah ternyata yang mendapatkan ranking 1 disekolahnya adalah Vivi.
Dengan penuh rasa marah, Ling-Ling dan orang tuanya mendatangi wali kelas yang menulis raport karena takutnya salah tulis. Dan ternyata melalui berbagai penelitian, nilai Vivi jauh diatas Ling-Ling. Dengan berat hati Ling-Ling dan orang tuanya pergi meninggalkan sekolah.
Setelah liburan Catur Wulan (Cawu) berakhir, Ling-Ling takut masuk sekolah karena dia takut ditertawakan dan diejek oleh teman-temannya, apa lagi diejek oleh Vivi yang sekarang menduduki peringkat 1 disekolah. Dengan pemikiran matang dia berpikir akan mengarang cerita bohong yang menceritakan bahwa sebenarnya Vivi mendapatkan ranking 1 itu karena dia suka mencontek.
Dengan langkah gontai, dia berjalan menuju kelas. Dilihatnya Vivi dikelilingi teman-temannya yang memberinya selamat karena telah mendapat ranking 1. Vivi melihat Ling-Ling masuk lalu segera menghampirinya. Ling-Ling berpikir bahwa Vivi mendekatinya hanya untuk mengejeknya saja. Tapi yang dipikirkannya tidaklah benar, Vivi malah menjulurkan tangan padanya dan mengajaknya berteman.
Tentu saja Ling-Ling kaget dan berpikir bahwa Vivi tidaklah seburuk yang telah dia pikirkan sehingga dia merasa berdosa sekali karena telah ingin menjerumuskan Vivi dengan cerita yang dirancangnya. Dengan terharunya, diterimanya uluran tangan Vivi lalu kemudian Vivi pun dipeluknya sambil berkata : “Terima Kasih, Vi karena telah mengingatkanku untuk tidak sombong dan congkak”. Dengan lembutnya Vivi berkata : “Nah,…. Inilah untungnya kita belajar agama TAO, Ling. Para Dewa akan menyadarkan kita saat kesadaran kita itu hilang!” Melihat ini semua, teman-temanpun bertepuk tangan dan mereka memberi selamat kepada keduanya karena telah mendapatkan ranking 1 dan menemukan kembali kesadaran yang telah hilang.