Melangkah Menjadi Seorang Taoyu Sejati
Oleh: Welly
Bentuk asli dari permasalahannya adalah sebagai berikut:
“Pandu, Pandai, Pandir, Pakar, dan Paham. Apakah pentingnya untuk dimiliki oleh seorang Taoyu?”
Dari permasalahan inilah saya berpendapat bahwa dalam penafsiran secara positif, hal-hal tersebut dapat dijadikan salah satu resep kita untuk meningkatkan kemajuan kita dalam Siu Tao ( ).
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
PANDU
Berarti bahwa seorang Taoyu ( ) harus memiliki jiwa kepanduan, yang senantiasa menjadi penunjuk jalan kebenaran dan kebaikan untuk orang lain (Wu Ci Wu Ren), selalu siap membantu pada setiap kesempatan orang lain membutuhkan pertolongan (Kung Tek), dan yang utama adalah menjadi suri teladan bagi lingkungan kehidupannya (Cen Ren).
PANDAI
Berarti seorang Taoyu ( ) harus memiliki kepandaian yang tinggi, jadi tidak pernah berhenti belajar dan selalu mempelajari hal-hal yang baru tanpa merasa dirinya sudah menjadi seorang yang pandai.
PANDIR
Berarti seorang Taoyu ( ) harus selalu bersikap rendah hati, harus disadari bahwa hanya dengan cara inilah dapat selalu menimba ilmu pengetahuan untuk mencapai kepandaian yang tinggi.
Diatas langit masih ada langit, didalam kehampaan misteri bersembunyi. Apabila dapat menyadari hal seperti ini, malapetaka dapat selalu dihindari.
Membanggakan diri sering datangkan rugi
Merendahkan diri tidak hilang apapun sejari
Kalau pandai jangan menonjol-nonjolkan diri
Yang pandai berilmu tinggi biasanya seperti terendah tidak kuat berdiri
PAKAR
Berarti seorang Taoyu ( ) seharusnya memiliki ketrampilan atau keahlian tertentu dalam bidang kehidupan, hal ini untuk membangun rasa percaya diri yang tinggi supaya dalam menempuh jalan hidup yang penuh persaingan dapat berjalan dengan kepala tegak dan tidak tersingkir serta terkucil. Dapat selalu memegang teguh tanpa terombang-ambing dalam mengedepankan prinsip yang dimiliki.
PAHAM
Berarti seorang Taoyu ( ) harus memiliki tingkat kesadaran (Wu) yang tinggi. Bila bertindak selalu menggunakan kesadaran dan akal pikiran, bukan dengan kekuatan dan emosi. Sehingga dapat selalu mengerti dan memahami setiap peristiwa dan keadaan yang terjadi dengan tidak terbawa oleh arus apabila harus mengikuti arus. Sebelum bertindak harus Wu, dalam bertindak tetap Wu, selesai bertindak masih tetap Wu.
Akan terasa lebih lengkap kalau kita melengkapinya dengan kutipan dari Jing Ching Cing yang mengatakan:
“Apabila manusia dapat senantiasa menguasai dirinya, langit dan bumi ada didalam genggamannya”.
Urutan kelima pedoman diatas apabila kita telaah terasa ada kesamaan dengan ajaran yang terdapat dalam Tai Shang Lao Jun Zhen Jing / Thay Sang Law Cin Cen Cing ( ), yang mengatakan:
Xiu Dao Xian Ming Dao
Ming Dao Xian Ming Li
Ming Li Dao Zhi Shi
Xue Dao Xin Bu Mi
Yang jika diartikan adalah:
Bila seorang ingin menjalani Siu Tao ( ), dia harus terlebih dahulu mengerti dan memahami Tao (Ming Dao dianggap sebagai dasarnya = Paham).
Untuk memahami Tao () seorang harus mengawalinya dengan mentaati hukum, norma, peraturan, etika, adat istiadat, dan budaya yang ada di dalam masyarakat (Ming Li dianggap sebagai langkah awalnya = Pandu).
Barulah belajar Tao () tidak mengalami jalan buntu atau sesat jalannya, inipun ditegaskan dengan menempatkan semboyan Pandir sebagai intinya, yaitu “Xiu Xin” yang berarti selalu bersikap rendah hati.
Demikianlah sedikit pemahaman yang dapat saya jabarkan. Semoga bermanfaat.