Falsafah Tao Dalam Hubungan Antar Manusia
Tao () itu tidak sekedar diucapkan melainkan yang terpenting adalah dipraktekkan. Masalahnya sekarang adalah bagaimana kita mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Artikel ini akan membahas mengenai hal-hal penerapan praktis dalam kehidupan ini. Tulisan ini merupakan rumusan dari pengalaman dan pengetahuan dalam ber-Siu Tao / Xiu Dao ( ) dalam suatu bentuk praktis hubungan manusia di kantor.
Ide mengenai artikel ini didapatkan ketika mengikuti seminar mengenai penerapan hubungan masyarakat. Segala sesuatu yang dipaparkan dalam seminar itu ternyata memiliki prinsip-prinsip yang ada dalam Tao. Misalnya: menemukan jati diri, alamiah, berbuat tetapi tidak berbuat, dan kesadaran.
Memang, bagi orang yang sudah banyak pengalaman, pada prakteknya prinsip-prinsip Tao () itu akan dapat berjalan dengan sendirinya di dalam kehidupannya. Tetapi bagi sebagian besar orang, bila tanpa diuraikan sedemikian rupa tentu saja tidak mengetahuinya. Oleh karena itu, pemaparan ini diharapkan sedikit banyak membantu untuk berpikir lebih jauh lagi.
Sebagai orang Tao (), tentu saja kita mau terus maju dan berkembang. Oleh karena itu, dengan “senjata” yang telah kita miliki, tentu dapat menjadi bekal kita untuk mencapai kemampuan bersaing dalam pekerjaan kita. Di dalam pekerjaan, kita sebagai pribadi harus dapat bekerja sama dengan orang lain, baik secara hubungan pribadi maupun dengan banyak orang.
Secara nalar, kemampuan ini dapat ditinjau dari 2 sudut, yaitu:
Maksudnya adalah kemampuan diri yang kita miliki, misalnya: keahlian teknik, ketrampilan memasak, kemampuan berdagang, bakat menulis, dll. Di dalam Tao (), kita diajarkan untuk menemukan dan menjadi diri kita sendiri. Jadi kalau kita mempunyai bakat sebagai pelukis, janganlah kemudian menghindari kemampuan itu dan jangan pula membandingkannya dengan orang yang berbakat lain, misalnya penyair.
Kita adalah mahluk sosial yang tinggal bersama-sama. Oleh karena itu, tentunya tiap orang memiliki fungsi sendiri-sendiri. Kalau semua orang ingin menjadi pedagang, lalu bagaimana jika ada yang sakit? Siapa yang akan mengobati?
Jadi kalau kita memiliki bakat melukis, kembangkanlah bakat tersebut. Kemampuan kita merupakan modal awal diri kita untuk dapat beraksi dalam masyarakat, serta menerapkan disiplin ilmu yang kita peroleh.
Kemampuan ini adalah kemampuan yang kita miliki untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Dalam hal ini yang dapat menjadi pedoman adalah sadar (Wu) dan alamiah.
Seperti kita ketahui bahwa setiap individu memiliki karakteknya masing-masing. Oleh karena itu kita perlu bertenggang rasa dan juga menyadari karakter kita, kelebihan maupun kekurangannya. Dengan menyadari dan menerima diri apa adanya, maka kita dapat bersikap wajar.
Suatu perilaku yang dibuat-buat akan menimbulkan kesan yang kurang baik. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa kita dapat bertindak sekehendak hati kita tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi dimana kita berada. Sebagai orang Tao () sudah seharusnya kita tahu bahwa sebagai mahluk sosial kita perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan kita. Kemampuan beradaptasi ini tetap diimbangi oleh prinsip-prinsip yang kita pegang teguh.
Contoh: misalnya suatu saat kita berkunjung ke rumah duka, dan sekaligus pada saat itu kita juga baru mendapatkan banyak uang. Sudah tentu tidak sopan apabila kita tersenyum-senyum gembira pada saat itu. Meskipun kita tidak mengingkari bahwa hati ini meluap-luap karena gembira, namun juga harus bisa merasakan penderitaan orang lain. Oleh karena itu sudah seharusnya kita menunjukkan perasaan simpati dan turut bersedih. Ini tidak berarti kita berpura-pura atau mengenakan topeng, tetapi ini adalah hal yang sudah sepantasnya sesuai dengan peran kita dalam masyarakat.
Untuk menguraikan lebih lanjut, maka kita harus mengetahui bahwa hubungan antar manusia terdapat beberapa aspek:
Kita sebagai umat Tao () sudah selayaknya berusaha untuk terus menyempurnakan diri. Salah satu caranya adalah dengan jalan mengintrospeksi diri. Mengenali diri sendiri, baik kelemahan dan kekuatannya. Dengan mengetahui ini, kita dapat berusaha untuk mengatasi kekurangan kita, sekaligus mengembangkan kelebihan / segi positif diri kita. Dengan demikian kita akan bisa menjadi lebih sadar akan siapakah diri kita ini. Selanjutnya kita dapat menempatkan diri kita di tengah-tengah masyarakat secara tepat. Juga kita akan diterima oleh lingkungan kita sebagai seseorang yang berkepribadian.
Di dunia ini kita tidak dapat hidup sendiri. Sudah merupakan kodrat bahwa kita memerlukan orang lain untuk membangun diri dan dunia ini menjadi lebih baik. Karena harus bekerja bersama dengan orang lain, maka kita harus mampu untuk bekerja sama. Dalam bekerja sama ini terdapat unsur-unsur toleransi, kesetiaan, kejujuran, dan inisiatif.
Seseorang minimal harus dapat memimpin dirinya sendiri secara efektif untuk dapat bekerja berkarya di tengah-tengah lingkungannya. Inisiatifnya untuk membantu yang lain dan kesediaannya untuk berkorban diimbangi dengan kemampuan, akan membuat orang ini menonjol sebagai pemimpin di antara rekan-rekannya.
Bila diuraikan lebih lanjut, dapat dilihat dalam point-point utama sebagai berikut:
Di dalam kemampuan menyelesaikan masalah ini terdapat beberapa aspek yang kiranya perlu untuk dikemukakan, yaitu:
Kita harus menyadari bahwa setiap tindak-tanduk, perilaku dan perkataan kita diperhatikan oleh lingkungan sekitar kita. Sudah sewajarnyalah bahwa kita harus mampu untuk bertindak secara benar. Sebagai seseorang yang bersinar terang dalam kegelapan, tentulah kita harus dapat menerima dan diterima oleh lingkungan kita. Oleh karena itu sebagai umat Tao (), sudah selayaknya mengetahui cara-cara membina hubungan antar manusia dengan baik.
Akhir kata, diharapkan tulisan ini dapat bermanfaat. Semoga cahaya Tao () menerangi kita semua. Selamat mencoba dan menikmati hasilnya.