Post Views: 546
Ta Jia Xue Tao Hao,
Berikut Tanya Jawab Tao bagian 5 :
- Tanya: Berapa besar Tao (道) itu?
Jawab: Tao (道) itu sangat besar, tidak ada batasnya.
- Tanya: Apakah yang dimaksud kosong adalah tidak kosong?
Jawab: Yang disebut kosong adalah tidak kosong, ini menunjukkan bahwa semua yang ada dalam dunia seperti fantasi saja, tetapi kenyataannya semua juga merupakan kenyataan, dan semua yang nyata itu hanyalah di dalam jangkauan kecerdasan dan keterbatasan kita saja.
- Tanya: Apakah kitab-kitab suci harus dibaca berturut-turut puluhan ribu kali?
Jawab: Kitab suci harus dimengerti pokok dan isinya, maka seringkali dibaca juga ada faedahnya. Tetapi bukannya harus berapa kalinya yang dipentingkan. Yang penting adalah mengerti dan kemantapan hati.
- Tanya: Bila dalam Tao (道) ada kematian, diluar kematian tentu ada kehidupan, lalu apa yang orang cari setelah kematian?
Jawab: Yang dicari adalah kehidupan yang lebih baik dan abadi.
- Tanya: Bagi orang Siu Tao, bagaimana sebaiknya pandangan tentang kehidupan itu?
Jawab: Memandang kehidupan itu adalah sebagai suatu jalan yang penuh rintangan, sebelum sampai titik terakhir, semua orang berhak untuk berusaha mendapatkan rejeki dan kebahagiaan.
- Tanya: Apa hubungannya Qi Gong / Chi Kung dengan olah raga?
Jawab: Latihan Qi Gong membuat napas akan panjang, bagi para olahragawan yang napasnya kurang / pendek, dengan berlatih Qi Gong akan memperpanjang/memperkuat napasnya sehingga mempengaruhi dan menunjang keberhasilannya / keuletannya.
- Tanya: Larangan serakah artinya apa dalam Siu Tao?
Jawab: Artinya ialah mendapatkan hasil harus dengan jalan yang benar, jangan sampai timbul kejahatan.
- Tanya: Bagaimana cara kita membedakan bahwa penyakit seseorang disebabkan karma atau bukan?
Jawab: Jika karma yang dimaksud adalah sebab akibat maka bisa dikatakan semua penyakit adalah karma karena merupakan suatu akibat dari sebab yang dilakukan.
Kalau karma yang dimaksud adalah akibat kehidupan lampau maka mungkin yang dimaksud adalah penyakit atau cacat bawaan dari lahir.
- Tanya: Ada sementara orang yang menganggap dirinya sebagai Suhu, menganjurkan orang jangan belajar Tao, apakah dapat dibenarkan?
Jawab: Ada sementara orang menganggap dirinya sebagai Suhu, sebenarnya ia tidak mengerti apa-apa, mungkin hanya bisa sembahyang dan punya sesuatu pemujaan saja, ada tamu datang ia dapat melayani dengan acara ini dan itu, pendidikan mereka kurang tinggi, sebetulnya Tao (道) itu apa merekapun tidak mengerti, apalagi mempelajari Dewa itu apa mereka juga kurang jelas, menurut derajat, dibanding dengan seorang yang Siu Tao, mereka jauh lebih rendah dan ketinggalan.
Tentu juga mereka bicara secara sembarangan juga ada alasannya sendiri, tetapi semua itu hanya karena pengetahuan dan pandangan mereka yang terlalu sempit belaka, tidak perlu dihiraukan.
Jika seorang yang Siu Tao masih bertanya Tao (道) kepada yang “Bodoh-Bodoh” itu, tidak beda dengan menurunkan derajat, seperti pelajar sekolah menengah menanyakan pelajarannya pada bocah taman kanak-kanak saja. Coba pikir apakah tidak akan kecewa?
- Tanya: Apa bedanya Miau Cuk dengan Suhu?
Jawab: Miau Cuk adalah orang yang mengurusi / menjaga kelenteng, ia berkewajiban menerima tamu-tamu yang sembahyang, membereskan tempat-tempat suci, membantu berlangsungnya acara-acara sembahyang, dan lain-lain.
Suhu seharusnya adalah orang yang pernah belajar Tao dan sungguh-sungguh mengerti Tao, juga orang yang pengertiannya luas. Tidak pernah belajar Tao dan tidak mengerti Tao, tetapi berani mengaku dirinya sebagai Suhu hebat, itu adalah aneh dan keterlaluan.
- Tanya: Kita harus tanya Tao kepada Miau Cuk, Suhu, atau orang yang Tao-nya tinggi?
Jawab: Tanya Tao (道) kepada Miau Cuk tidak ada faedahnya. Jika kepada Suhu, sebelumnya harus lihat Suhu tersebut apakah pernah belajar Tao dan sungguh mengerti Tao, karena ada sementara Suhu yang hanya mengerti sembahyang saja dan tidak mengerti Tao (道). Maka sebaiknya tanya Tao (道) kepada orang yang Tao-nya tinggi, baru berfaedah dan tidak sesat.
- Tanya: Konon ular besar dapat bertapa, apakah boleh dipercaya?
Jawab: Ular besar sifatnya malas, tidak memiliki kepandaian seperti manusia, bila kenyang lalu diam saja tidak bergerak, atau berlindung dalam musim dingin, orang-orang desa mengira bahwa tidak bergerak itu adalah Siu Lian (bertapa), hanyalah jadi tawaan belaka.
Jaman kuno, banyak manusia yang membunuh ular-ular besar, malahan banyak yang kaum Siu Tao, tidak dipandang apakah kekuatan mereka-mereka, dari pandangan biasa saja kita sudah dapat tarik kesimpulan bahwa ular-ular itu sangat bahaya bagi manusia, melihat dan tidak memusnahkannya adalah satu dosa, kecuali ada alasan lain, maka boleh saja dibinasakan. Kalau mengira tidak bergerak saja sudah berarti Siu Lian / Siu Tao, bukankah batu-batu besar di pegunungan-pegunungan akan menjadi guru semua?
- Tanya: Di jaman kuno mengapa yang membunuh ular-ular besar kebanyakan dari orang Siu Tao?
Jawab: Karena merekalah yang mengerti Tao (道) dan mempunyai ilmu Kungfu yang cakap, dari sudut ilmiah dan kedewaan tidak ada alasan untuk takut, maka beranilah mereka memusnahkan yang jahat-jahat itu demi keamanan rakyat sekitarnya.
- Tanya: Jika manusia setelah wafat arwah mereka memang ke alam lain untuk hidup seterusnya, maka bagaimanakah alam lain tersebut?
Jawab: Ini memang sangat sulit dituturkan, misalnya anda belum pernah ke rimba Afrika, tetapi bertanya bagaimana kehidupan di sana, meskipun dijelaskan anda juga hanya akan merasa terheran-heran saja, mungkin juga anda tidak bisa menerima dan tidak percaya. Oleh karena itu tidak bermanfaat bagi anda, karena manusia itu adalah makhluk yang paling percaya pada kenyataan, kecuali anda dapat ke rimba Afrika sendiri. Maka sebaiknya mulailah dari sekarang belajar Tao, karena ini adalah langkah pertama. Kalau langkah pertamapun malas angkat kaki, bagaimana bisa dapat jawaban?
- Tanya: Semangat belajar Tao harus seperti sebutir bibit tanaman, apakah beralasan?
Jawab: Memang masuk akal juga, karena sebutir bibit tanaman yang ditimbun dalam tanah, ia tidak akan ragu-ragu apakah dapat berkecambah, juga tidak akan khawatir bagaimana untuk keluar dari timbunan tanah, apalagi membenci batu-batu yang bertumpuk di atasnya. Tetapi ia tahu harus dengan semangat yang berkobar perlahan-lahan keluar dari tanah dan bersemi, berbunga, berbuah pula.
- Tanya: Orang Siu Tao sebaiknya mengandung rasa kasih sayang atau tidak berperasaan sama sekali?
Jawab: Tentu lebih baik mempunyai rasa kasih sayang, manusia kalau tidak mempunyai perasaan, tidak menghiraukan kebenaran, apakah ia masih tergolong manusia lagi? Apakah bedanya dengan hewan atau batu?
Maka hidupnya manusia itu harus saling kasih sayang dan pentingkan kebenaran (Tao), meskipun itu adalah suatu yang tidak berwujud dan tidak berwarna, tetapi ia mempunyai daya yang sangat besar, kasih sayang yang menjadikan seseorang alim, berpengharapan, bersemangat, ia menjadikan manusia seperti manusia, kebenaran memimpin manusia berjalan di atas jalanan yang benar. Jika dalam dunia tidak mengandung dua jenis sifat tersebut, dunia ini entah sudah jadi dunia hewan yang bagaimana coraknya.